Sabtu, 10 Maret 2012

SEPENGGAL CERITA DARI MAKAM MARMER KUNO BELANDA DI NGAWI

Jika anda berkunjung dikabupaten Ngawi ternyata disana terdapat sebuah situs bersejarah ,yakni makam tua pada zaman pemerinatahan Hindia Belanda,akan tetapi sedikit mengenaskan ceritanya,ketika penjarahan makam kuno disana sedang marak,dan ini merupakan tanggungjawab kita bersama dalam melestarikan dan menjaganya.Kita harus jaga bersama apa yang telah menjadi asset sejarah bangsa ini,jangan sampai jatuh ke tangan orang-orang yang tidak bertanggung-jawab dan hanya mementingkan kepentingan pribadinya tanpa memandang kepentingan yang lebih besar yakni kepentingan generasi penerus nanti tentang sebuah sejarah bangsa.

| NGAWI SINAR NGAWI | portal pemberitaan Ngawi|Berita Kabar Warta info NEWS terbaru seputar tentang
Makam Marmer Kuno di Kab.Ngawi
Makam Belanda (Nederlandse Begraafplaats) atau yang biasa disebut Kerkhoff terletak di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi Kota yang dibangun pada tahun 1885 saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Salah satu tempat yang memiliki catatan nilai sejarah ini kurang diperhatikan.

Buktinya banyak konstruksi makam yang hancur, walaupun sebagian memang ada yang masih bertahan dengan baik dan terawat, tapi jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan yang rusak. Sebagian ornamen gotic dan doric bahkan hilang seperti patung patung bunda maria dan bangunan berkarakter khas romawi yang berbahan marmer dan besi cor.


Seperti yang dijelaskan Suyono sang juru kunci makam Belanda tersebut hilangnya benda benda bersejarah berbahan marmer ini akibat penjarahan orang yang tidak bertanggung jawab.“Penjarahan marmer diatas makam Belanda seingat saya terjadi sekitar tahun 1990 sebelumnya terawat dengan baik,” terang Suyono, Jumat (02/3).

Menurut Suyono sesuai catatan yang ada jumlah makam Belanda tidak kurang 105 bangunan makam. “Yang dijarah tidak hanya marmernya saja melainkan benda-benda berharga yang ada didalam makam juga hilang dengan cara digali,” tuturnya lagi. Selain itu setiap makam Belanda ada semacam prasasti yang mengisahkan perjalanan semasa hidup dari almarhum dan biasanya ditulis diatas plat baja dengan goresan huruf.

“Karena banyaknya plat nama makam yang raib, saya tak bisa mengindentifikasi yang mana kuburan tertua di sana. Kuburan tertua yang saya lihat saat itu, bertahun 1886 dan yang meninggal saya yakini pejabat tinggi di masa Hindia Belanda waktu itu,” jelasnya
Dengan demikian catatan sejarah yang ada di makam Belanda ini bakal terhapus jika tidak segera diselamatkan dari kehancuran dan dari tangan usil lainya.


“Pemda Ngawi seharusnya pro aktif lagi menyelamatkan situs makam yang bersejarah tersebut, misalkan saja sebagai solusinya Pemda Ngawi meminta bantuan ke Belanda dan yayasan para ahli waris untuk restorasi makam ini,” kata Yudhie, salah satu warga Kelurahan Pelem Ngawi. Selain itu menurut beberapa warga lainya seandainya makam Belanda atau Kerkhoff dipugar kelestarianya dan dijaga keamananya bisa menjadi bagian obyek wisata serta menjadi asset Pemda Ngawi. (pr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar